Minggu, 16 Oktober 2016

Perbedaan Mesin Diesel dan Mesin Bensin



  1. Nama Siklus Pembakaran
Siklus pembakaran pada mesin diesel adalah siklus sabathe, sedangkan siklus pada mesin bensin adalah siklus otto. Siklus diesel sebenarnya prosesnya hampir mirip dengan mesin otto Cuma yang membedakan pada diesel tidak ada busi, tetapi hanya busi pemanas saja,dan pada mesin diesel umumnya menganut kompresi yang jauh lebih tinggi dari mesin otto. Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).

  1. Rasio Kompresi
Perbedaan selanjutnya dari mesin diesel dan mesin bensin dapat dilihat dari rasio kompresinya, yang mana untuk rasio kompresi mesin diesel lebih tinggi dari pada rasio kompresi mesin bensin. Rasio kompresi mesin diesel adalah 15 sampai dengan 22. Sedangkan rasio kompresi mesin bensin adalah 6 sampai dengan 12. Terlihat jauh sekali perbedaannya. Hal ini karena mesin diesel menggunakan panas atau suhu yang tinggi serta tekanan yang tinggi pula untuk melakukan pembakaran bahan bakar solar, sehingga mesin diesel membutuhkan rasio kompresi yang besar. Berbeda halnya dengan mesin bensin yang proses pembakarannya dibantu oleh percikan bunga api pada busi.

  1. Ruang Bakar
Bentuk ruang bakar pada mesin diesel lebih rumit, sedangkan bentuk ruang bakar mesin bensin sederhana. Hal ini karena konstruksi dari ruang bakar mesin diesel dibuat beraneka ragam model yang bertujuan untuk membuat campuran udara dan bahan bakar (dalam bentuk kabut) menjadi homogen agar mudah terbakar sekaligus. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara dan bahan bakar sudah dilakukan di karburator.

  1. Pencampuran Bahan Bakar
Pada mesin atau motor diesel proses pencampuran bahan bakarnya diinjeksikan atau disemprotkan langsung pada ruang bakar dan ada juga yang diinjeksikan sebelum ruang bakar yaitu di intake manifold. Kemudian bahan bakar tersebut diinjeksikan pada akhir langkah kompresi. Sedangkan pada mesin bensin pencampuran bahan bakar bensin dilakukan di dalam karburator dan walaupun saat ini (pada motor bensin EFI) banyak yang menggunakan injeksi langsung pada intake manifold seperti mesin diesel.

  1. Metode Penyalaan
Proses terjadinya pembakaran pada mesin diesel dilakukan dengan metode pembakaran sendiri, udara yang dikompresikan pada ruang bakar memiliki suhu dan tekanan tinggi, kemudian pada akhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan sehingga bercampur dengan udara bersuhu dan tekanan tinggi, akibatnya partikel-partikel bahan bakar tersebut terbakar dengan sendirinya, ada juga mesin diesel yang menggunakan alat bantu busi pijar untuk membantu memanaskan suhu udara di dalam ruang bakar.Sedangkan pada mesin bensin, metode penyalaannya menggunakan percikan bunga api. Ketika campuran bahan bakar dan udara sudah masuk pada ruang bakar lalu dikompresikan dan beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) busi memercikkan bunga api dan mulai membakar campuran bahan bakar dan udara tersebut.

  1. Jenis Bahan Bakar
Pada mesin diesel menggunakan bahan bakar jenis solar, sedangkan bahan bakar untuk mesin bensin menggunakan bahan bakar jenis bensin. Jangan salah memilih seperti misalnya mengisi motor diesel dengan bahan bakar bensin, maka dampaknya berbahaya, silahkan baca artikel dampak mengisi bahan bakar bensin pada mesin diesel.

  1. Getaran Suara yang dihasilkan
Getaran suara pada mesin diesel lebih besar karena daya yang dihasilkan pada mesin diesel pun besar. Sedangkan getaran suara pada mesin bensin lebih kecil.

  1. Efisiensi Panas
Pada mesin diesel dihasilkan efisiensi panas sebesar 30 sampai 40. Sedangkan pada mesin bensin efisiensi panasnya adalah antara 22 sampai dengan 30, lebih kecil dari pada mesin diesel.

Sumber: www.guruotomotif.com

Perbedaan Mesin Pesawat Jet Tempur F-35 dan Pesawat Jet Tempur F-16



1.1  Latar Belakang

Pesawat jet tempur dibuat dengan teknologi dan pembuatan mesin yang canggih karna jet tempur difungsikan untuk berperang tapi semakin berkembang maka jet yang hanya untuk bertempur sekarang dapat digunakan untuk memata – matai negara lain bahkan sekarang pesawat jet jadi ajang adu bakat dalam manuver. Dan dalam hal ini mesin dari pesawat jet bila dilaju bagaikan kilat dan di bagian body pesawat banyak amunisi roket ataupun rudal yang dapat mengikuti target dan pastinya dilengkapi radar namun ada juga jet yang tidak terdeteksi oleh radar musuh.


1.2 Pesawat Jet Tempur F-35
Salah satu pabrik pesawat pembuat jet tempur asal Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin, sudah memproduksi beberapa pesawat tempur, salah satunya jet tempur generasi kelima, F-35 Lightning II. F-35 Linghtning II memiliki satu tempat duduk dan bermesin tunggal. Didesain untuk beragam misi. Misi yang secara tradisional dilakukan oleh sejumlah kecil pesawat khusus, seperti intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta misi serangan elektronik sekarang dapat dilakukan oleh satu skuadron F-35. Jet tempur generasi kelima memiliki teknologi siluman lebih canggih, lebih lincah dalam melakukan manuver, dilengkapi fusi sensor dan informasi, operasi jaringan, serta masa pakai lebih panjang. G-35 dan F-22 merupakan jet tempur generasi kelima, dilengkapi dengan teknologi avionik terpadu, sensor fusi, dan keunggulan dukungan logistik. Khusus F-35, beberapa fitur tambahan disematkan, seperti sensor multi-spektral, interoperabilitas, dan avionik modern. F-35 dan F-22 Raptor adalah dua pesawat tempur utama dunia, tetapi ada beberapa perbedaan antara keduanya. F-35 dioptimalkan untuk menjadi pesawat tempur multirole, dengan kemampuan untuk melakukan misi intelijen, pengintaian, dan pengawasan baik udara-ke-udara (dogfight) maupun udara-ke-darat. Sementara F-22 lebih unggul dari F-35 untuk misi udara-ke-udara. Tapi kemampuan menjalankan misi udara-ke-udara F-35 lebih baik dibanding jet tempur lainnya. Sementara untuk misi serangan udara-ke-darat, F-35 mengalahkan pesawat lainnya, termasuk F-22. Pilot F-35 lebih mudah mendeteksi keberadaan musuh, sembari mencari dan melacak, pesawat ini memiliki kemampuan mengacak radar lawan. Fitur stealth atau siluman pada F-35 membuat pesawat ini nyaris tak terdeksi oleh radar. Avionik canggih memberikan pilot akses seketika (real-time) ke informasi ruang pertempuran dengan cakupan 360 derajat. Data dikumpulkan oleh sensor pada F-35 untuk kemudian segera dibagikan kepada komandan di laut, di udara, atau di darat. Helmet Mounted Display System F-35 memberikan informasi penting kepada pilot dalam peperangan, termasuk posisi, arah, kecepatan angin, ketinggian, serta informasi dan peringatan penargetan. Informasi disajikan lebih baik dibanding helm tradisional sehingga mengurangi beban kerja dan meningkatkan respon pilot. Selain itu, fitur Distributed Aperture System (DAS) menampilkan tangkapan enam kamera inframerah. Kamera-kamera tersebut dipasang di sekitar pesawat dan terhubung dengan helm. Hal ini memungkinkan pilot untuk “melihat” melalui badan pesawat. Helm juga menyediakan fitur night vision sehingga memudahkan pilot melihat di malam hari atau dalam kondisi gelap.

1.3  Mesin Pesawat Jet Tempur F-16
Perkembangan teknologi pesawat tempur saat ini sudah semakin canggih. Salah satunya produsen perusahaan industri pertahanan Amerika Serikat yang memproduksi pesawat F-16 Fighting Falcon. Dari generasi ke generasi kecanggihan fitur maupun teknologi terus ditingkatkan. Namun intinya pesawat ini mempunyai ketepatan perbandingan antara berat pesawat dan tenaga yang dihasilkannya. Diantaranya adalah kemampuan menanjak dan radius putarnya serta ditambah sistem kontrol kemudi fly-by wire. Bentuk canopy yang menggelembung memungkinkan sang pilot mendapatkan ruang pandang luas dan baik.  Sebagai informasi generasi pertama (blok 15) pesawat ini mempunyai panjang mencapai 15 meter dan lebar sayap 9 meter ini mampu membawa rudal AIM-9 Sidewinder. Sedangkan untuk F-16 generasi terakhir (blok 50) hampir semua rudal anti pesawat dapat dibawa termasuk AIM-120 AMRAAM. Keunggulan F-16 dibanding pesawat tempur yang lainnya diantaranya pertama adalah bentuknya yang tak terlalu besar. Bentuknya yang mungil membuatnya sulit terlacak radar dan pesawat musuh kesulitan untuk menembaknya. Pada air intake dan sirip tegaknya yang besar serta banyaknya pengait persenjataan (pylon) pada sayap membuatnya tidak stealth. Tapi kekurangan ini sedikit teratasi dengan bentuk punggung dan sayap utama yang melengkung menyatu. Bentuk hidung F-16 mengecil ini memperkecil ruang radar namun General Dinamic berhasil mensiasati dengan menempatkan radar ukuran kecil berkekuatan dasyat, yakni APG-66 buatan Westinghouse. Radar yang memanfaatkan prosesor sinyal digital ini mampu menyapu sasaran dibawah radius 35 mil laut dan sasaran di depan hingga sejauh 84,1 kilometer. Sedangkan keunggulan lainnya yang merupakan ciri khasnya adalah kaca kokpit yang menggelembung hingga belakang kursi pilot. Desain seperti ini agar pilot leluasa melihat sasaran, termasuk ke arah belakang dan ke bawah.

Sumber: http://autotekno.sindonews.com/read/1055319/183/mengenal-teknologi-pesawat-f-16-super-canggih-1445501639

PERBEDAAN ANTARA AIR COOLER DENGAN AIR CONDITIONER



1.1 Latar Belakang

Penggunaan Air Cooler dan Air Conditioner (AC) sebagai pendingin ruangan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan sehari – hari. Biasanya alat pendingin ini selain berada di rumah atau di kantor alat ini sangat berguna sebagai pengusir udara panas bukan hanya sebagai pendingin ruangan tapi juga sebagai pembersih udara.

1.2  Air Cooler atau Air Humidifier
Air Cooler atau Air Humidifier adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan udara sejuk dan termasuk dalam perangkat pendingin udara atau penyejuk udara. Belakangan ini bentuk dan diameter dari sebuah Air Cooler di buat lebih mini dan hadir dengan desain modern dan futuristik. Dengan ukurannya yang mini tersebut, maka mobilitas akan semakin mudah, Mudah di pindah-pindah tempat dan di bawa kemana-mana, karena sekarang ini ada juga Air Cooler mini yang ukurannya panjangnya hanya 15 CM sehingga dapat di masukan di tas. Sebuah Air Cooler di lengkapi dengan tabung atau bak yang nantinya akan di isi air, beberapa air Cooler menggunakan bantalan busa yang nantinya dapat di siram air. Pada operasionalnya air dari bak akan di semprotkan berbarengan dengan hembusan angin yang berasal dari kipas Air Cooler, Udara yang dihasilkan akan terasa sejuk namun lembab dan basah. Agar kesejukan semakin terasa, beberapa pengguna Air Cooler menambahkan es pada tangki bak air dari Air Cooler mereka. Semakin lama Air Cooler ini digunakan maka kelembapan akan semakin tinggi, mungkin dapat kami katakan basah, seperti ketika kita sedang berada di area berkabut. Ketika cuaca sedang panas, Air Cooler cukup nyaman juga untuk digunakan.
Pada dasarnya Air Cooler ini adalah sebuah Misty Fan. Hanya saja produk kami berukuran lebih besar dan memang dikhususkan untuk penggunaan outdoor dan indoor pada area luas. Teknologi yang digunakan adalah Misting System dimana idenya adalah bagaimana membuat gerimis buatan. Udara terasa sejuk, lembab dan pastinya basah. Air Cooler pun demikian adanya, namun ukurannya kebanyakan lebih kecil dan hanya untuk digunakan pada area terbatas. Konsumsi listrik yang diperlukan untuk sebuah Air Cooler tidaklah terlalu besar, sekitar 6 watt hingga 300 watt saja, tergantung dari ukuran air cooler itu sendiri, Untuk Air Cooler kecil biasanya menggunakan baterai, daya baterai biasanya paralel dan non paralel sekitar 6 watt, Sedangkan untuk Air Cooler yang lebih besar menggunakan listrik antara 50 watt hingga 80 watt. Untuk Air Cooler yang kami miliki memerlukan konsumsi listrik antara 100 watt hingga 150 watt, Sedangkan untuk Air Cooler yang berukuran jumbo, satahu kami memerlukan konsumsi listrik antara 200 hingga 300 watt. Hampir semua Air Cooler menghasilkan udara sejuk namun lembab, dikarenakan berbahan pendingin air dan bukan gas. Kelembapan ini juga dapat menjadi masalah kesehatan tersendiri, Apalagi ditambah udara yang bercampur debu karena teknologi filterisasinya yang hanya apa adanya. Mungkin kedepannya dapat dilakukan inovasi teknologi pada peningkatan Filterisasi dan Teknologi pembasmi kuman, bakteri dan virus. Air Cooler tidak menggunakan teknologi yang kompleks sehingga perawatan mudah dan dapat dilakukan sendiri tanpa perlu menggunakan Jasa Profesional.



1.3  Air Conditioner / Air Conditioning (AC)
Air Conditioner / Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Suhu udara pada saat musim panas yang sedemikian tinggi dapat mengakibatkan dehidrasi cairan tubuh yang dapat mengakibatkan kematian. Selain itu, Air Conditioner dimanfaatkan sebagai pemberi kenyamanan. Di lingkungan tempat kerja Air Conditioner juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat kebersihan udara.
Air Conditioner / Air Conditioning (AC) adalah alat yang menghasilkan dingin dengan cara menyerap udara panas sekitar ruangan. Proses udara menjadi dingin adalah akibat dari adanya pemindahan panas. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai bahan pendingin dalam mesin pendingin disebut Refrigeran. Sebagai informasi bahwa Refrigeran ini tidak hanya digunakan pada Air Conditioner tapi juga digunakan pada Frezzer dan Kulkas, hanya saja tipe dari Refrigeran yang membedakannya, sebuah Air Conditioner memerlukan Refrigeran khusus begitupula yang lainnya. Air Conditioner / Air Conditioning (AC) ini disebut-sebut sebagai alat yang rakus akan sumber daya (listrik), Walaupun telah banyak penerapan teknologi untuk efisiensi tapi tetap saja pengurangannya tidaklah terlalu signifikan. Teknologi yang kompleks membuat perawatannya memerlukan bantuan profesional dengan peralatan khusus. Air Conditioner tidak hanya dirancang sebagai pendingin udara namun juga sebagai alat kesehatan, Udara yang dihasilkan kering dan dingin. Berbagai inovasi teknologi untuk peningkatan kesehatan terus dilakukan, seperti Teknologi Virus Doctor yang dapat mematikan virus dan bakteri, Teknologi Skin Care untuk menjaga kelembapan kulit sehigga kulit tidak kering dan keriput. Teknologi filter untuk memastikan tidak adanya udara bercampur debu juga terus di tingkatkan.

Sumber: http://www.karangmulya.com/perbedaan-antara-air-cooler-dengan-air-conditioner/

Perbedaan Mesin Kereta Uap (Lokomotif) dan Kereta Rel Listrik (KRL)



1.1  Latar Belakang

Pada era 1800 dan 1900, kereta uap menjadi salah satu alat transportasi yag sangat populer di berbagai belahan dunia. Kereta uap pertama kali digunakan sebagai alat angkutan umum pada tahun 1825 di jalur yang menghubungkan kota Stockholm dan Darlington di Inggris. Begitu pula dengan perkembangan kereta uap di Indonesia pertama kali yang bertujuan untuk melebarkan invasi Belanda di Pulau Jawa. Dan sebagai mode transportasi kereta pada saat ini semakin berkembang sampai dibuatnya kereta rel listrik (KRL) yang kerja mesin dari kereta tersebut berbeda, kereta uap untuk berjalan menggerakkan roda dengan potongan kayu yang dibakar di kepala lokomotif sedangkan KRL digerakkan dengan aliran listrik.

1.2  Mesin Kereta Uap (Lokomotif)

Sejarah mesin uap yang mulai berkembang sejak awal abad 17 dan mencapai jaman kemasannya pada pada medio pertama abad 19, dimana pada saat itu prime mover untuk industri maupun transportasi (kapal laut dan kereta api) mengandalkan mesin uap. Era mesin uap telah berlalu, tapi turbin uap masih banyak dipakai karena hampir 80% pembangkit tenaga listrik didunia ini menggunakan turbin uap. Jadi masih ada sedikit kaitannya untuk mengetahui mesin uap. Mesin uap (steam engines) masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan yang digunakan untuk merubah tenaga termis dari bahan bakar menjadi tenaga mekanis melalui proses pembakaran. Ada dua jenis pesawat kalor yaitu motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engines/ICE) dan motor pembakaran luar (External Combustion Engines/ECE). Pada pesawat kalor jenis ICE,  proses pembakaran bahan bakar untuk mengasilkan tenaga mekanis dilakukan didalam peralatan itu sendiri, sedangkan pada ECE, peralatan ini hanya merubah tenaga termis menjadi tenaga mekanis  adapun proses pembakaran dilakukan diluar peralatan tersebut. Contoh dari pesawat kalor jenis ICE adalah motor bensin dan motor disel yang sangat populer sebagai prime mover baik untuk otomotif maupun untuk industri. Pada motor bensin dan motor disel proses pembakaran bahan bakar (bensin/solar) dilakukan didalam silinder motor itu sendiri dan perubahan tenaga termis hasil pembakaran menjadi tenaga mekanis juga dilakukan didalam pesawat itu sendiri melalui gerakan kian kemari dari piston menjadi gerakan putaran dari crank shaft. Contoh dari pesawat kalor jenis ECE adalah mesin uap dan turbin uap. Pada peralatan ini, mesin uap hanya merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis berupa gerakan kian kemari dari piston dan selanjutnya diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft; sedangkan turbine uap merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis yang langsung merupakan gerakan putaran dari as turbin. Adapun proses pembakaran bahan bakar dilakukan diluar mesin uap dan turbin uap, yaitu didalam ketel uap (boiler). Didalam ketel uap (boiler) tenaga termis hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan ke-mesin uap atau turbin uap untuk diubah menjadi tenaga mekanis. Didalam cylinder mesin uap terdapat piston yang mempunyai piston rod yang dihubungkan dengan cross head yang berada diluar cylinder. Cross head dihubungkan oleh connecting rod dengan crank shaft (tidak tampak pada gambar), sehingga apabila piston bergerak kian kemari maka crank shaft dapat berputar. Slide valve yang mempunyai valve rod digerakkan oleh crank shaft melalui eksentrik, sehingga slide valve dapat bergerak kian kemari sambil membuka dan menutup dua buah lubang uap yang berhubungan dengan cylinder. Valve box dimana slide valve berada mempunyai dua saluran, saluran pemasukan yang dihubungkan dengan boiler untuk menyalurkan uap dengan tekanan tinggi (warna merah), dan saluran pembuangan yang dihubungkan dengan cerobong untuk membuang uap bekas (warna biru).
Pada waktu piston mencapai posisi paling kiri, maka slide valve akan membuka lubang uap cylinder bagian kiri sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder pada bagian kiri dari piston dan mendorong piston kekanan, sementara itu lubang uap sebelah kanan dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang keluar melalui cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap. Pada waktu piston mencapai posisi paling kanan, maka slide valve akan membuka lubang uap cylinder bagian kanan sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder pada bagian kanan piston dan mendorong piston kekiri, sementara itu lubang uap sebelah kiri dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang melalui cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap. Karena cross head dengan crank shaft dihubungkan oleh connecting rod, maka gerakan kian kemari dari piston tersebut akan diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft. Demikian selama ada pasokan uap dari boiler maka mesin uap akan merubah menjadi tenaga mekanis dengan gerakan putaran dari crank shaft. Lokomotif uap biasanya mempunyai 2 buah mesin uap yang dipasang dikanan dan kiri lokomotif, gerakan putaran yang dihasilkan oleh kedua buah mesin uap tersebut langsung digunakan untuk memutarkan roda lokomatif sehingga mampu menarik seluruh rangkaian kereta api.

1.3  Mesin Kereta Rel Listrik (KRL)
Sumber DC  yang umum dipakai biasanya 1500 Volt, sedangkan untuk kereta super cepat bisa memakai sumber AC hingga 25 kV ato 25.000 volt. Untuk menyalurkan ke kereta yang berjalan digunakan piranti bernama pantograf. Tipe pantograf ada yang diamond-shaped atau single-arm, kedua tipe ini memiliki fungsi sama untuk mengalirkan listrik dari sumber diatas ke konverter kemudian diteruskan ke motor  sehingga KRL berjalan. Pantograf harus bisa kontak secara kontinyu dengan konduktor sumber tanpa cepat aus disamping pantograf harus aerodinamis karena dipakai di kecepatan yang relatif tinggi terus-menerus.
Pada awal perkembangan KRL, motor dc dominan digunakan karena mudah pengaturannya. Cara klasik pengaturan KRL motor DC adalah dengan membatasi tegangan yang masuk ke motor DC dengan menggunakan rheostat sehingga kecepatan motor DC dapat diatur. Efisiensi yang rendah akibat rheostat dan berkembangnya teknologi saklar statis (Thyristor) mengakibatkan cara ini sudah tidak lagi dipakai. Sekarang ini untuk mengatur tegangan DC pada KRL motor DCdigunakan konverter DC-DC atau sering disebut Chopper DC (Gambar 2). Dengan konverter dc-dc pengaturan tegangan lebih mudah dan efisiensi lebih baik. Penggunaan konverter DC-DC dimulai pada KRL generasi tahun 1970. Pada motor DC, komutator, sikat dan cincin belah merupakan sesuatu yang harus ada, sayangnya banyak kejadian ground fault yang terjadi ketika komutator kontak dengan sikat pada kecepatan putar yang tinggi. Hal ini termasuk salah satu yang mendasari penggunaan motor ac pada KRL. Selain sistem DC, ada juga sistem AC, karena  semakin berkembangnya teknologi saklar statis untuk rangkaian elektronika daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor AC daripada motor DC. Untuk menggerakkan motor AC pada KRL ditunjukkan pada Gambar 3. Apabila sumber yang digunakan berupa sumber DC maka pengaturan kecepatan menggunakan inverter VVVF (variable voltage, variable frequency) untuk mendapatkan tegangan AC tiga fasa yang bisa diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya sehingga kecepatan motor AC dapat berubah-ubah. Pada kasus sumber yang dipakai adalah sumber AC satu fasa, diperlukan tambahan penyearah untuk mengubah sumber AC menjadi AC, kemudian baru diubah lagi menjadi tegangan tiga fasa menggunakan VVVF. Pada umumnya sumber AC yang dipakai merupakan sumber satu fasa sedangkan motor AC yang digunakan adalah motor tiga fasa, sampai saat ini konversi satu fasa ke tiga fasa langsung belum bisa.
Penggunaan motor AC pun terbagi menjadi dua macam, ada KRL yang menggunakan mesin AC asinkron dan ada juga yang menggunakan mesin AC sinkron. Contoh terkenal dari KRL yang menggunakan mesin AC sinkron adalah TGV di Perancis. Alasan penggunaan motor AC sinkron pada TGV adalah pada saat generasi TGV pertama rilis, dengan menggunakan mesin AC sinkron, komutasi dan pemadaman thyristor dapat dilakukan secara natural. Hal ini akan menghilangkan rangkaian tambahan untuk memadamkan thyristor (yang harus ada apabila motor yang dipakai adalah motor ac asinkron). Alasan lain adalah adanya peraturan berat maksimum dari boogie pada TGV. Teknologi KRL sekarang lebih banyak yang memanfaatkan mesin ac asinkron sebagai motor traksinya. Terdapat dua jenis KRL, terpusat (locomotive-hauled) atau terdistribusi (electric multiple unit/EMU). Kereta cepat di Eropa kebanyakan menganut sistem terpusat dengan hanya 1 gerbong yang memiliki sistem penggerak, seperti lokomotif pada kereta konvensional. Keuntungan dari sistem ini adalah biaya produksi yang lebih rendah karena hanya 1 gerbong saja yang berisi peralatan, disamping itu getaran dan kebisingan yang lebih rendah bagi para penumpang. Konsumsi daya Sebagai gambaran, TGV keluaran tahun 2005 menggunakan sistem ac 25 kV dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 320 km/j, rating daya mencapai 9.6 MW. Shinkansen N700 16 gerbong keluaran 2007 (ac 25 kV) dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 300 km/j dengan rating daya 17 MW (56 buah motor 305 kW).  Untuk KRL ringan seperti di jaringan Jabodetabek, Seri-7000 (10 gerbong) bekas dari Jepang misalnya menggunakan 24 motor masing-masing 165 kW sehingga total mencapai 3,9 MW pada 1500 V DC.

Sumber: industri.bisnis.com
               id.wikipedia.org/wiki/Lokomotif